Suster Anne Rose Nu Twang
Fhoto suster Anne rise ketika wawancaraPeristiwa Suster Anne mengahadapi sekelompok aparat bersenjata demi melindungi nyawa para pengunjuk rasa di kota Myitkyina di wilayah utara Myanmar, telah dipuji secara luas di negara yang mayoritas penduduknya memeluk Buddha itu.
Potret tindakannya itu menjadi viral dan menjadi berita utama di seluruh dunia. Saat ia berlutut di tanah, dengan tangan terlentang lebar, Suster Anne Rose memohon kepada para aparat agar meninggalkan kompleks Gereja.
“Saya tidak akan berdiri sampai kalian pergi”, ujarnya kepada mereka.
Merespon sikap Suster tersebut, beberapa aparat mengikuti tindakan Suster Ann, mereka berlutut di jalan. Mereka menangkupkan tangannya dalam posisi berdoa, seraya berkata bahwa mereka memiliki tugas yang harus dipenuhi.
“Jika Anda benar-benar perlu membunuh, silahkan tembak saja saya—saya akan menyerahkan nyawa saya,” kata suster Ann kepada para aparat.
Melindungi Anak Muda
Berbicara kepada BBC Myanmar setelah insiden itu di Myitkyna, Suster Anne Rose Twang menjelaskan perihal tujuannya saat itu.
“Saya mengatakan kepada mereka, jika Anda benar-benar perlu membunuh, saya bisa menyerahkan hidup saya,” kemudian mereka pergi. Ada anak-anak muda yang terperangkap dan mereka tidak tahu harus lari kemana, mereka sangat ketakutan,” kata Suster Ann.
Dia juga merasa pelu berkorban untuk menyelamatkan anak-anak tersebut.
“Anak-anak itu kemudian mengelilingi saya, mereka kelaparan, kehausan dan ketakutan, serta tidak berani pulang,” tambahnya. Apalagi para aparat militer tidak berhenti menembak ke arah kerumunan demonstran anti-kudeta di wilayah tersebut.
“Rasanya dunia seperti sedang runtuh, ada begitu banyak suara tembakan sehingga saya harus lari ke arah Gereja,”. Saya meneriaki orang-orang agar tetap tenang, tetapi tidak ada yang bisa mendengar saya saat itu,” ujarnya kepada BBC.
Terlepas dari upayanya itu, ketakutan terburuk Suster Ann pun menjadi kenyataan. Saat itu, setidaknya ada satu orang meninggal tidak jauh dari tempat dia berlindung. Suster Ann pun bergegas mendekati anak muda itu yang kepalanya terkena tembakan, terluka parah dan terbaring dalam genangan darah.
“Saya ingin membawa orang yang terluka,” kata suster Anne Rose kepada BBC . Tetapi karena Ia tidak dapat melakukannya sendiri, akhirnya Suster Ann berteriak kepada orang-orang di sekitar agar datang dan membantunya,
Kemudian, para suster datang dan orang-orang ikut membantu walaupun mereka terpapar gas air mata dari aparat.
“Mata saya perih, kami semua merasa panas dan pusing. Kami berhasil membawa orang yang terluka itu, tapi semua anak-anak di sekitar kami menangis,” kenangnya.
“Kami semua sangat kesakitan”
SUMBER : BBC
0 Komentar