Gereja Khatolik jayapura
foto sumber goglle-ket,gereja paroki
mengeluarkan surat edaran nomor 75 tertanggal 19 Maret 2020 yang berisi meniadakan misa harian dan ibadat sabda hari minggu hingga 4 April 2020.
Surat edaran yang ditandatangani oleh Uskup Jayapura, Mgr
Leo L. Ladjar, OFM menyebutkan situasi saat ini makin kritis dan menuntut
tindakan yang lebih tegas untuk pencegahan corona covid-19
Baca Selanjutnya : kabupaten-dan-kota-di-indonesia-mayoritas-beragama-kristen
Walaupun ibadat sabda pada Minggu (22/3/2020) masih
dilaksanakan, namun tetap mematuhi petunjuk-petunjuk untuk menjaga jarak, atau
social distancing, misalnya disediakan pencuci tangan, sebelum dan sesudah
masuk gereja. “Keuskupan Jayapura akan melakukan ibadat sabda dengan cara live
streaming dan meminta umat mengikuti misa sesuai dengan jam yang telah
ditentukan. Umat akan mengikuti misa dari rumah, serta berdoa bersama
keluarga,” ujarnya, Selasa (24/3/2020).
BacaBerikut:keuskupan-agung-merauke-terima-24-miliar-dari-perusahaan-perusak-lingkungan
Sedangkan untuk paroki
yang berada di pedalaman atau pegunungan Papua, dapat mengikuti
perkembangan sesuai situasi di paroki tersebut. Umat tetap bisa berkumpul di
gereja seperti biasa, jika tidak ada orang yang tiba dari tempat lain dalam
empat belas (14) hari terakhir dan menjalani periode isolasi diri di rumahnya.
Keuskupan Jayapura membawahi 9 kabupaten di sekitar Kota
Jayapura hingga bebera kabupaten di wilayah pegunungan tengah Papua, seperti
Jayawijaya, Yahukimo, hingga Pegunungan Bintang.
"Peniadaan misa di Gereja hingga 4 April akan ditinjau kembali hingga situasi normal dan covid-19 tak terjadi lagi. Jika keadaan normal, akan dilihat kembali cara kita merayakan Pekan Suci, Trihari Suci dan Paskah,” jelasnya.
Seruan berpantang dan berpuasa juga dilakukan oleh Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano dalam pencegahan covid-19. Ia meminta masyarakat di Kota Jayapura untuk tetap berada di rumah dan melakukan doa rutin serta puasa, untuk perang terhadap corona covid-19.
"Selain menjaga kebersihan tubuh, kiranya kita wajar meminta pertolongan Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai umat beriman, kiranya semua pihak dapat melakukan ini," ujarnya.
Benhur mengingatkan warganya tetap berada di rumah, mengerjakan segala sesuatunya dari rumah dan jika tak terlalu mendesak untuk tak keluar rumah, mengindari penyebaran covid-19.
Sementara itu, Badan Pengurus Pusat Gereja Injili di
Indonesia (BPP-GIDI) di Papua dan seluruh Indonesia mengimbau umat
GIDI mengisolasikan diri secara mandiri atau social distancing untuk berdoa dan
berpuas
Surat edaran BPP- GIDI yang ditandatangani President GIDI
Pendeta Dorman Wandikbo disebar pada 8 wilayah pelayanan GIDI, 97 klasis, badan
misi sebagai mitra kerjasama GIDI, 22 Sekolah Theologi GIDI.
“Seama 14 hari umat GIDI harus melakukan social distancing
di rumah masing-masing dan menjauhkan diri dari pusat keramaian,” kata Dorman.
Budaya orang Papua
adalah memberi salam dengan berjabat tangan dan berpelukan harus dihentikan
sementara waktu, sebab cara ini dapat mempercepat penyebaran virus corona covid -19, sehingga sangat perlu untuk
membatasi pertemuan-pertemuan dan komunikasi dan dapat digantikan melalui media
telekomunikasi, seperti telepon dan media sosial.
“Umat GIDI harus berdoa dan berpuasa selama di rumah dalam
melakukan social distancing, serta mengikuti aturan pemerintah lainnya dalam
upaya mencegah penyebaran covid-19,” jelasnya.
Sumber :liputan6.com
0 Komentar